Ini adalah minggu kesembilan saya menulis seri tulisan Twitter Marketing Is LOVE Marketing, sebuah konsep mengenai pemasaran melalui Twitter. Melalui konsep ini saya ingin mangatakan bahwa strategi pemasaran Anda di Twitter akan sukses kalau Anda terus MENEBAR CINTA kepada konsumen di Twitter. Seperti telah saya uraikan sebelumnya, konsep ini mengandung 8 prinsip cinta yaitu: memberi (giving), ngobrol (conversation), mendengar (listening), berbagi (sharing), peduli (caring), empati (empathy), kepercayaan (trust), pertemanan (friendship). Hari ini giliran saya mengulas prinsip yang kedelapan atau yang terakhir yaitu: “Love Is Friendship”.
Di akhir seri tulisan Twitter Marketing is LOVE Marketing selama 9 minggu ini saya ingin mengatakan bahwa, ketika Anda sudah menjalankan 8 prinsip yang ada di dalam konsep ini dalam kurun waktu yang lama, maka tanpa disadari Anda sudah menjalin relationship yang intim dengan para followers Anda. Ketika kita terus bermesra-mesraan dengan setiap followers dan konsumen kita di jagad Twitter, maka dari situ akan terjalin dan terpupuk pertemanan (friendship) dengan mereka.
Tujuan akhir dari Twitter marketing adalah terciptanya pertemanan yang intim dengan followers dan konsumen Anda di jagad Twitter. Ingat: the ultimate goal of Twitter marketing is to build friendship with your followers (and customers). Ketika mereka menjadi teman, maka mereka tak hanya membeli dan loyal kepada produk Anda; lebih jauh lagi mereka akan ngomong positif dan merekomendasikan produk Anda kepada konsumen lain.
Friendship Is Everything
Apa hebatnya pertemanan sehingga menjadi demikian penting bagi pemasar? “Don’t underestimate friendship!!!” Pertemanan adalah “roh” dari pemasaran dan penjualan. Ketika konsumen sudah menjadi teman sehidup-semati Anda, maka saya bisa pastikan bisnis Anda akan sustainable: Anda punya basis konsumen loyal/fanatik; Anda akan tahan hantaman pesaing; Anda juga tangguh menghadapi krisis seberat apapun. Kenapa? Karena konsumen yang sudah menjadi teman akan matia-matian membela Anda. “A friend in need is friend indeed.” Mereka akan setia mendampingi Anda di kala susah maupun senang.
Bicara pertemanan, saya jadi teringat kata-kata ampuh dari Jeffrey Gitomer, seorang guru penjualan, penulis buku bersejarah “Sales Bible”. Gitomer bilang: “More sales will made with FRIENDSHIP than SALESMANSHIP.” Yang dibutuhkan salesman hebat, kata Gitomer, sesungguhnya bukanlah teknik dan ketrampilan menjual (salesmanship); yang mereka butuhkan adalah bagaimana bisa mendapatkan teman sebanyak mungkin dan membangun relationship intim dengan mereka.
Untuk sukses menjual, kata Gitomer lagi, yang lebih penting bukanlah Anda mempunyai best product, best price, atau best service; tapi BEST FRIENDS. Karena itu agar jualan Anda bisa terus nambah yang dibutuhkan seorang salesman hebat bukanlah teknik penjualan yang canggih; tapi bagaimana membagun pertemanan yang tulus (honest/sincere) dan dilandasi kepercayaan (trust), dan tentu cinta (love). “To make more sales, you don’t need more sales techniques; you need more friends”. Dan percayalah, dengan mempraktekan prinsip-prinsip Twitter Marketing is LOVE Marketing, maka pertemanan yang tulus itu bisa kita ciptakan, kita bangun, dan kita pupuk terus-menerus.
Best Place for Friendship
Twitterland is the best place for building friendship. Twitterland adalah tempat yang paling pas untuk menjalin, mengembangkan, dan memupuk pertemanan dengan followers dan konsumen Anda. Dengan Twitter kita bisa menumpahkan rasa cinta kita ke follower dan konsumen dengan selalu memberi (giving); mesra curhat-curhatan (conversation) setiap hari 24/7; mendengar (listening) needs, wants, expectation mereka; selalu peduli (caring) pada setiap keluh-kesah mereka; dan tulus untuk berbagi (sharing) dengan mereka.
TV, Radio, koran/majalah, atau billboard tidak akan bisa membangun pertemanan sebuah merek dengan konsumennya. Kenapa? Karena TV atau Radio hanyalah “boks idiot” yang tak bisa diajak ngomong dan curhat-curhatan. Billboard hanyalah “tembok bebal” yang tak mungkin bisa mendengarkan keluh-kesah konsumen. Karena itu, tidak mungkin Anda bisa membangun pertemanan yang intim dengan menggunakan media pemasaran satu arah tersebut. Anda hanya bisa membangun pertemanan melalui media dua arah yang memungkinkan Anda bisa curhat-curhatan, mendengar, menumpahkan kepedulian, dan saling berbagi.
Twitter memberikan medium yang pas kepada kita para marketer untuk bisa bermesra-mesraan dengan konsumen. Twitter meng-empower kita para marketer untuk membangun dan memupuk pertemanan dengan konsumen. Inilah keutamaan Twitter dibanding media konvensional yang ada selama ini seperti TV atau koran yang tidak memilikinya.
Dengan munculnya media sosial seperti Twitter, maka tugas seorang marketer pun harus diredefinisi. Tugas terbesar marketer di era Twitter bukanlah menjadi hardseller (dan “spammer”) dengan membobardir konsumen secara membabi-buta dengan pesan-pesan jualan. Tapi membangun intimate relationship dengan konsumen dan membentuk mereka menjadi teman sejati. Teman yang loyal 1000% kepada Anda; teman yang selalu bersama di kala susah maupun senang; dan teman yang selalu mendukung dan membela Anda.
Teman sejati tak mungkin kita dapatkan dalam semalam. Teman sejati selalu terpupuk bertahun-tahun. Teman sejati selalu teruji oleh waktu, merasakan bersama di kala susah maupun senang. Karena itu jalinlah pertemanan Anda dengan follower dan konsumen di Twitter terus-menerus dengan landasan cinta yang tulus. Just do it saja, lakukan dengan keikhlasan, percaya saya, pada akhirnya mereka akan menjadi teman sejati Anda. Begitu menjadi teman sejati, maka mereka akan menjadi modal sukses jangka panjang Anda.
Ingat: True friendship never ends. Friends are forever
4 comments
Terimakasih atas inspirasinya
pasti saya lakukan
Saya belum membuat twitter untuk lembaga ini, karena fokus di twitter pribadi
Harus cepet-cepet… low cost high impact
Terima kasih atas ilmu cintanya.Ber-marketing di Twitterland merup seni tersendiri yg sampai skrg sy msh belajar utk menemukan “klik” yg sesuai
Nice info Mas Siwo..thanks for sharing..