yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Social Media Marketing for SME

by yuswohady February 26, 2011
February 26, 2011

Twitter: @yuswohady

Tulisan ini dibikin dalam perjalanan dari Jakarta ke Bandung kemarin siang (26 Februari 2011). Kebetulan sorenya saya sharing dengan teman-teman pelaku usaha kecil-menengah (UKM) dalam sebuah seminar bertajuk, “Social Media Marketing for Small Medium Enterprise (SME)” yang diadakan oleh teman-teman dari komunitas Akademi Berbagi (Akber) bareng Detik.com dan Telkom Indonesia. Untuk mempersiapkan presentasi saya melakukan survai kecil mengenai topik ini, maka sekalian saja saya sharing hasil-hasil pikiran saya tersebut dengan para pembaca Sindo.

Terus terang saya bernafsu mengkaji topik ini karena memang media sosial (social media: “socmed”)  memiliki kekuatan super ampuh dalam “memerdekakan” UKM. Media sosial telah memicu terjadinya apa yang saya sebut “democratization of resources” bagi UKM. Kenapa begitu? Karena kehadiran social media tools seperti blog, Facebook, Twitter, YouTube yang murah (praktis gratis..tis..tis) menjadikan UKM mampu melakukan kegiatan promosi, customer service, riset dan pengembangan produk, atau penjualan dengan sangat murah, tapi dengan hasil yang sangat efektif (“low budget high impact”).

UKM pasti tidak akan mampu membeli slot iklan RCTI yang per 30 detiknya saja mencapai puluhan juta perak. Mereka pasti juga tidak kuat membayar iklan di Kompas yang seperempat halamannya saja bernilai belasan bahkan puluhan juta rupiah. Namun dengan adanya blog, Facebook, atau Twitter, kini mereka mampu menjangkau konsumen seperti yang dijangkau media berbayar (TV, Radio, koran, dsb) dengan biaya yang pratis nol.

Kalau Anda punya warung Padang di ujung gang, maka dengan menggunakan blog, Facebook, Twitter atau Foursquare, Anda bisa menjalankan kampanye promosi, men-service pelanggan, atau meminta masukan-masukan dari pelanggan mengenai menu yang mereka inginkan. Anda bisa membangun komunitas pelanggan dan dengan program-program aktivasi komunitas (community activiation) Anda bisa membikin mereka loyal, bahkan menjadi pembela (evangelist) warung Anda. Semua bisa Anda lakukan dengan sangat murah tapi efektif. Modalnya cuma satu: kreativitas.

Karena kenyataan ini saya berani mengatakan bahwa “social media age is small business age”. Dengan munculnya “democratization of resources” akan muncul usaha-usaha kecil dalam jumlah yang sangat besar. Bahkan saya meyakini, tak lama lagi kita bakal menyongsong era keemasan UKM. Kembali ke persoalan, bagaimana UKM bisa memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan bisnisnya?

Saya punya model sederhana yang bisa di kembangkan oleh para pelaku UKM untuk memasarkan produk dan mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan media sosial. Kuncinya adalah mereka harus membangun komunitas konsumen. Secara berkelanjutan komunitas konsumen ini harus dijaga dan dibina sehingga terwujud trust dan win-win relationship antara Anda dengan komunitas pelanggan tersebut. Setelah trust dan relationship terbentuk, maka proses jualan Anda pasti akan bisa berlangsung mulus.

Kongkritnya gimana? Untuk bisa mudah menjelaskannya, saya punya sebuah model sederhana seperti terlihat pada bagan. Model tersebut menjelaskan elemen dan langkah yang harus Anda lakukan untuk membangun komunitas konsumen yang solid.

Step#1: Define Your Target Consumers
Langkah pertama tentu Anda harus tahu siapa konsumen yang akan dibidik. Kalau Anda membuat perangkat lunak aplikasi keuangan untuk bisnis restoran kecil-menengah misalnya, maka target konsumen Anda adalah para pemiliki atau manajer restoran. Atau kalau Anda mengelola lembaga pendidikan pre-school, maka barangkali target konsumen Anda adalah ibu-ibu yang peduli pada pendidikan anak-anaknya sejak dini. Selama Anda tidak memiliki kejelasan mengenai konsumen yang Anda target, maka sesungguhnya bisnis yang Anda tekuni dengan sendirinya tak akan jelas. Target kosumen inilah yang akan menjadi “member” dari komunitas yang Anda bangun. Melalui berbagai program komunitas yang dibangun mereka akan dibentuk menjadi pelanggan loyal, atau bahkan evangelist yang dengan sukarela memberikan referral kepada konsumen lain.

Step #2: Identify Common Interests
Setelah jelas siapa target konsumen bisnis UKM Anda, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui apa minat bersama (common interests) dan kebutuhan bersama (common needs) dari komunitas konsumen Anda. Mengambil contoh bisnis aplikasi keuangan di atas, maka mungkin common interest pelanggan Anda adalah keinginan agar bisnis restorannya maju pesat. Atau kalau bisnis UKM Anda menarget ibu-ibu yang punya anak di usia pre-school, maka mungkin common interest-nya adalah, mereka ingin anak-anaknya pintar cas cis cus berbahasa Inggris, hobi menghitung dan matematika, jago bermain piano atau balet, dan sebagainya.

Step #3: Build Conversation, Activation, Cocreation
Berdasarkan pemahaman terhadap common interest konsumen, maka Anda bisa menyusun program-program conversation, activation, dan cocreation. Program conversation adalah upaya Anda untuk berkomunikasi intents dengan konsumen (melalui blog post, tweets, status updates atau notes di Facebook) mengenai beragam topik yang terkait dengan common interest mereka. Program activation adalah upaya Anda untuk mengajak konsumen aktif dalam beragam kegiatan yang dilakukan bisnis UKM Anda (kopdar, lomba, gathering, promosi diskon, reward, dsb) baik yang bersifat offline ataupun online. Sementara program cocreation adalah upaya Anda untuk mengumpulkan feedback dan usulan dari konsumen mengenai produk baru, customer service, promosi baru, dsb.

Untuk bisa mewujudkan 3 langkah tersebut Anda harus membangun blog yang berfungsi sebagai “landing page” dan akun Facebook, Twitter, atau YouTube yang berfungsi sebagai “social media channel”. Saya sering menyebut landing page sebagai “rumah” bagi anggota komunitas yang Anda kumpulkan. Sementara Facebook, Twitter, YouTube adalah “jalan” yang mengarahkan konsumen menuju ke “rumah” tersebut.

Untuk mengumpulkan massa konsumen maka Anda harus rajin “jalan-jalan” di Twitter atau Facebook, karena kerumunan konsumen memang ada di situ. Di “jalan” tersebut Anda “menyapa”, “ngobrol”, lalu mengajak mereka “mampir” ke rumah Anda alias blog yang menjadi landing page. Dan jika kerumunan konsumen itu sering-sering diajak mampir ke “rumah” maka dengan sendirinya, blog Anda akan menjadi “rumah” bagi konsumen.

Ketika blog sudah menjadi “rumah” bagi konsumen, maka di situlah kedekatan, pertemanan, dan keintiman pelan-pelan bisa mulai terbangun; sampai pada suatu titik dimana si konsumen telah menjadi evangelist fanatik Anda. Di situ pula Anda bisa mulai menyusun program-program penjualan. “More sales are made with friendship than salesmanship,” kata Jeffrey Gitomer penulis buku fenomenal Sales Bible. Artinya, jualan yang paling gampang adalah jualan kepada teman. Ketika Anda dan konsumen telah terjalin pertemanan melalui blog, Facebook, atau Twitter, maka jualan Anda pasti akan sangat gampang.

Tak hanya itu, Anda juga akan punya “laskar penjualan” yaitu para evangelist yang siap menebarkan pesan-pesan positif produk kepada konsumen yang lain. Mereka akan menjadi kekuatan ampuh penjualan Anda, karena bisa jadi, satu evangelist memiliki pengaruh yang lebih powerful dibandingkan 1000 salesmen sekalipun.

Related posts:

  1. Social Media Prediction 2009. Excellent Presentation!!!
  2. Indonesia Social Media Outlook 2011: “Five Big Shift in 2011 and Beyond”
  3. Social Media for Qualitative Research
  4. Social Media Strategy – An Example
  5. Social Media for PR Success – An eBook
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Womanology
next post
Social Media Marketing for SME

Baca Juga

Best Business Book 2016 – My Picks

December 24, 2016

Pahlawan Pajak

September 3, 2016

Sharing Economy dan Koperasi

March 26, 2016

Millennial Trends 2016

January 17, 2016

Brand in Crisis

January 9, 2016

Resolusi

January 2, 2016

Great M-S Team

December 26, 2015

Marketing vs Sales

November 21, 2015

Grup WA

November 2, 2015

Sukses Adalah Kesabaran

October 24, 2015

10 comments

rina wati February 26, 2011 - 10:31 pm

Mas Yuswo hady…sy bisa dikirimkan Presentasi yg di Telkom Bandung kemarin ya mas…value able, full inspiration n tentunya Passionate 🙂 tks ya….Salam Always the best….:)

Reply
yenni February 26, 2011 - 11:10 pm

Mas, saya pemula bisnis yg tidak baik, makanya usaha saya skrg kurang maju krn tidak ada perispan atw prinsip yg matang, bagaimna biar usaha say tetap lanjut meski awalnya tak ada konsep atw pemikiranya yg ma sjabarkan diatas, saya buka usaha laundry+cafe

Just do it mas, pokonya harus tahan banting and terus belajar; dan fleksibel merespons perubahan

Reply
Ezra Joza February 27, 2011 - 12:59 am

Yes! Luar biasa! Ulasan bp sungguh berguna, memang sekarang socmed marupakan masyarakat virtual baru yang potensial didekati dengan lowcost marketing. Cocok sekali bagi pengembangan ukm tapi harus ukm yang minimal tidak gaptek. Kalo saya boleh usul bp bisa ga bahas soal tatanan masyarakat cyber di socmed ini kira2 apa nilai2 atau kode etik dalam proses marketing di socmed supaya org mjd evangelist dan apa yg membuat mereka annoyed/terganggu dgn cara marketing kita, makasih pak Yus, God Bless U

Reply
fitri February 27, 2011 - 3:08 am

Bagus banget pak..

Reply
ariefwick February 27, 2011 - 7:05 am

saya tertarik dgn tulisan mas,kapan2 kita bs sharing?terimakasih

Dengan senang hati

Reply
endah February 27, 2011 - 8:30 pm

penampilan kemaren keren abis!
kalo boleh, saya juga mau dikirim presentasinya ya mas.
makasih..

Reply
ariseko February 27, 2011 - 11:39 pm

Khabar baik mas. Sukses selalu yah mas. Mhon bantuan kiranya aku juga bisa dikirimi paparan acr di Bandung pekan lalu.
Suwun

Reply
djoened March 15, 2011 - 1:55 pm

Boss, tulisan keren en bermanfaat. Ane minta izin nge-tag di portal ane yak.

klik di sini: http://www.tnol.co.id/id/index-myblog/8615-social-media-marketing-for-sme.html

Thx, salam,
djoened

Reply
Tiga Alasan untuk Tidak Menggunakan Social Media dalam Bisnis | New Wave Marketing - Marketeers July 4, 2011 - 12:25 am

[…] untuk bisnis. Ini adalah salah satu referensi , khususnya untuk SME (Small Medium Enterprise): Social Media Marketing for SME. Bagaimana menurut Anda? Please share with us@ http://kopicoklat.com dan bersama belajar […]

Reply
Jhade July 5, 2011 - 12:31 pm

Wow tulisan nya menarik bangat pak dan lengkap membahas mengenai sosial media nya.

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks

    December 27, 2020
  • Best Business Books 2020: My Picks

    December 24, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (3)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (2)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (1)

    December 14, 2020
  • 6 Forces of Change 2021

    December 13, 2020
  • Konsumen Indonesia Optimis

    November 28, 2020
  • Prospective Businesses for UKM

    October 14, 2020
  • UKM Outlook 2021

    October 11, 2020
  • New Omni Marcomm

    October 1, 2020
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi

    September 4, 2020
  • Family Life in the Pandemic Era

    September 4, 2020
  • 5 Digital Consumer Megashifts

    August 26, 2020
  • 15 Banking Consumer Megashift

    August 10, 2020
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends

    July 26, 2020
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends

    July 24, 2020
  • 25 Retail Megashifts

    July 18, 2020
  • New Marcomm Paradigm

    July 18, 2020
  • #IBF2020: The Inside Story

    July 9, 2020
  • #IBF2020 – ReBound, ReBoot, ReBorn

    June 27, 2020

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks
  • Best Business Books 2020: My Picks
  • Industry Megashifts 2021 (3)
  • Industry Megashifts 2021 (2)
  • Industry Megashifts 2021 (1)
  • 6 Forces of Change 2021
  • Konsumen Indonesia Optimis
  • Prospective Businesses for UKM
  • UKM Outlook 2021
  • New Omni Marcomm
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi
  • Family Life in the Pandemic Era
  • 5 Digital Consumer Megashifts
  • 15 Banking Consumer Megashift
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends
  • 25 Retail Megashifts
  • New Marcomm Paradigm
  • #IBF2020: The Inside Story
  • #IBF2020 – ReBound, ReBoot, ReBorn
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top