Penggulingan pemerintahan secara beruntun di negara-negara Afrika Utara (Tunisia, Mesir, dll.) dipicu oleh keresahan masyarakat yang diungkapkan di dalam situs-situs jejaring sosial (social network) seperti Facebook, Twitter, atau YouTube. Social media telah menjadi kekuatan non militer (saya lebih suka menyebutnya: “kekuatan horizontal“) untuk menggulingkan pemerintah-pemerintah yang otoriter dan korup.
Agar temen-temen bisa memahami bagaimana social media bisa menjadi “penggerak” aksi sosial untuk menggulingkan rezim-rezim otoriter, berikut ini saya tampilkan ground-breaking article dari “The Guru of Social Media” dari New York University, Clay Sirky, yang muncul di jurnal prestisius Foreign Affairs edisi January-February, 2011 (bulan ini), berjudul: “The Political Power of Social Media“. Clay Sirky menguraikan dengan sangat jernih bagaimana Blog, Facebook, atau Twitter bisa menjadi “kekuatan horizontal” yang mengancam negara-negara otoriter.
Monggo dinikmati, berikut ini lingk-nya: The Political Power of Social Media – Clay Sirky
Mudah-mudahan tidak terjadi di negeri tercinta Indonesia!
4 comments
[…] This post was mentioned on Twitter by yuswohady, mistfeui. mistfeui said: Facebook dan Twitter Menjadi “Penggerak” Revolusi Politik: Penggulingan pemerintahan secara beruntun di negara-n… http://bit.ly/g1tvPA […]
[…] pakar media sosial dari New York University, dalam tulisan di jurnal politik paling berpengaruh, Foregn Affairs bulan ini (Jan/Feb 2011), mengatakan bahwa media sosial memiliki kemampuan fenomenal dalam memicu […]
Sayarasa indonesia terlalu kebal ama kritikan.. Lawong ada aksi aja nangepinya nyantai..
Kami AmA ( Asosiasi manajemen Indonesia) Malang mengundang bapak berseminar di Malang ? apakah bapak bersedia ?
Boleh mas