Minggu ini komunitas Tangan Di Atas mengadakan perhelatan besar Milad ke-4 di Balai Kartini Jakarta, dengan kemasan baru yang lebih cool, Pesta Wirausaha 2010. Hari pertama kemarin ajang ini dihadiri tak kurang 2000 TDAers dari seluruh tanah air. Mas Iim Rusyamsi, Presiden TDA mengungkapkan bahwa Pesta Wirausaha kali ini memiliki semangat “Fight-Grow-Win” sebuah slogan yang sangat lekat dengan daya juang temen-teman wirausahawan.
Sejak saya “meneliti” komunitas ini dua tahun terakhir, komunitas ini membuat saya takjub, karena model komunitas yang saya bayangkan selama ini, yaitu apa yang saya sebut “value-creating community” berlangsung dalam format sederhana di komunitas yang baru berusia 4 tahun ini. Dan komunitas yang kini beranggotakan 12.000 orang ini tumbuh secara eksponensial karena kekuatan horizontal dengan platform C2C (“customers to customers”).
Sebelumnya saya membayangkan value-creating community ini hanya ada pada kasus-kasus hebat seperti komunitas Linux, komunitas Mozila Firefox, komunitas programer amatir Nokia, komunitas InnoCentive, komunitas Wikipedia, atau komunitas Facebook. Tapi rupanya cikal bakal komunitas pencipta nilai ini sudah ada di negeri ini. Saya pun berharap komunitas seperti TDA ini bisa menjadi model terbentuknya komunitas-komunitas sejenis secara massal di negeri ini.
TDA adalah komunitas (offline-online) yang menghimpun orang-orang yang mau dan sudah menjadi entrepreneur. Aktivitas online dilakukan melalui conversation di media sosial seperti blog, Facebook, atau Twitter; sementara aktivitas offline dilakukan melalui seminar, workshop, Mastermind, atau ajang kumpul seperti Pesta Wirausaha ini. Dalam visi-misinya, komunitas ini memiliki tujuan mulia mencetak 10.000 pengusaha miliarder sampai dengan tahun 2018. Komunitas ini meyakini bahwa dengan berbagi, saling mendukung, memecahkan persoalan bersama, dan bersinergi satu sama lain dianatar wirausahawan atau calon wirausahawan, mereka mampu “memproduksi wirausahan hebat dalam jumlah massal.
TDA saya sebut value-creating community karena sekelompok orang yang punya minat, keinginan, dan visi yang sama bergabung, berkomunikasi, berinteraksi, berkolaborasi, berdiskusi, saling belajar, saling bertukar informasi, saling memberi ide, dan saling memberi solusi atas persoalan yang mereka hadapi. Melalui media sosial seperti blog, Facebook, twitter, juga aktivitas Mastermind, cocreation dilakukan di dalam komunitas ini. Spiritnya adalah pelibatan anggota untuk memecahkan persoalan atau visi bersama komunitas.
Mereka membentuk komunitas untuk mengambil manfaat dari apa yang oleh James Surowiecki disebut ”wisdom of crowd”. Mereka meyakini prinsip dasar bahwa ”WE are smarter than ME”: bahwa sesuatu yang dikerjakan secara berjamaah pasti hasilnya jauh lebih bagus, lebih sempurna, lebih hebat, lebih solid, lebih cepat, lebih efisien, lebih produktif. Seperti saya tulis dalam buku saya: “CROWD: Marketing Becomes Horizontal”, komunitas seperti TDA adalah contoh dari kekuatan HORIZONTAL yang merevolusi seluruh aspek kehidupan kita!!!
“It’s the power of CROWD!!!”
“It’s the power of CONVERSATION!!!”
”It’s the power of MASS COLLABORATION!!!”
“It’s the power of COCREATION!!!”
“COCREATION for VALUE-CREATON”
Happy Anniversary TDA.
Twitter: @yuswohady
3 comments
Hasil dari TDA saya pikir mengingatkan saya bahwa kesamaan minat itu menajdi sangat kuat dan komunitas bisa tumbuh pesat karena diengaruhi faktor penting dalam hidup. kalau TDA ini saya rasa, semua atau mungkin almost setiap personalnya menginginkam finansial yang bisa dikatakan jajaran atas namun tetap tanpa ber-GAYUS-ria.
jangan lupa juga komunitas bebe17 yg skarang jadi krucil kesamaan minat horizontalnya ada pada wanita. *jgn diliat dari persepsi yg laen yah 😀
[…] Sumber : http://www.yuswohady.com/2010/04/10/refleksi-milad-tda-4-cocreation-for-value-creation/ […]
[…] Anniversary TDA. sumber Bookmark on Delicious Digg this post Recommend on Facebook share via Reddit Share with […]