yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Materi Seminar CROWD IMA DKI February 3,2009

by yuswohady February 3, 2009
February 3, 2009

Temen-temen IMA Jakarta dan peserta diskusi buku CROWD: “Marketing Becomes Horizontal” di Kampus LPPM, hari tanggal 3 Feb 2009, berikut ini materi presentasi saya, silahkan kalau mau download. Tidak bayar alias gratis…tis…tis… hehehe.

Materi CROWD IMA DKI

Related posts:

  1. List of Crowd Strategy Cases
  2. Social Media Prediction 2009. Excellent Presentation!!!
  3. CROWD
  4. “Daftar Isi” dan “Pendahuluan” buku CROWD “Marketing Becomes Horizontal”
  5. Review Redaksi Warta Ekonomi terhadap CROWD
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
“Republik Facebook”
next post
Welcome to the NARCISSISTIC World

Baca Juga

Customer Evangelist: “ARMY dan BTS

June 11, 2021

Chief Community Officer

January 26, 2013

Dunia Narsis Briptu Norman

April 21, 2011

Love Is Giving

April 9, 2011

The Rise of Sharing Consumer

April 8, 2011

Social Apponomics

April 2, 2011

Twitter Marketing Is Love Marketing

March 26, 2011

Horizontal Mobile Marketing

March 13, 2011

Social Media Marketing for SME

February 27, 2011

Social Media Marketing for SME

February 26, 2011

16 comments

sendra February 4, 2009 - 12:24 am

Mas Yus, semalam(3/2/09) aku mau bertanya di seminar mu tapi waktunya ga ada….
opo dadine le’ nanti semua pada sadar tentang crowdsourcing,..karena begini mas, saat ini kan jelas benchmarking atau comparison linux itu mcrosoft, indie label itu major label…poko’e me itu akan kalah sama we kan? le’ semua nantinya masuk ke C2C..gaya Kompetisine koyo opo yo?
Suwun mas =)

Reply
agung February 4, 2009 - 2:20 am

Mas Siwo…aku meh tekon wingi (konsultasi ding) hihihi…, majalah kita South Jakarta Magazine itu sebenernya ingin menciptakan “hype” / crowd dengan cara para anggota komunitas berkontribusi langsung atau sharing sesama anggota komunitasnya, nah redaksi nantinya proses editingnya saja. menurtmu apakah lebih powerfull kita harus bikin versi online jg jadi memenuhi C kuadratnya itu? Mas Siwo dirimu berbeda ketika berbicara di depan forum 10 thn lalu dengan sekarang…koyo duwe ilmu sihir awakmu !! biasane aku nek melu seminar angop angop trs alias ngantuk hehehe…sukses yo Mas Bukumu dahsyat memberi inspirasi! nanti klo semua perusahan terilhami oleh bukumu majalahku kan yo soyo payu, mereka do pasang iklan krn kita kan basisnya komunitas (C) hehehe..:P all the best Mas Siwo!! 🙂

cheers,

GungNug

Reply
yuswohady February 4, 2009 - 4:20 am

Aku yakin seyakin yakinnya nggak akan terjadi orang akan masuk ke C2C semua, mungkin nggak akan ideal 99% : 1%, tapi at least 80% : 20% hukum pareto. Jadi yang 20% memang akan smart memanfaatkan peluang C2C, tapi pasti sebagian besar yang lain (80%) akan pasif. Itu sudah seperti hukum alam. Aku sebut yang 20% ini sebagai horizontal entrepreneur. Masalahnya kita ini mau masuk yang 20% atau yang 80%. Semoga kita masuk di yang 20%.

Reply
Ricky Maulana Muchtar February 4, 2009 - 10:23 am

Saya juga semalam mau nanya pak.
Masalahnya begini pak, tingkat penggunaan internet di Indonesia belum semudah di USA sehingga masyarakat sangat aware terhadap internet. Masalahnya di Indonesia, untuk menggunakan web 2.0 tools hanya dapat berlaku di wilayah yang penggunaan akses internetnya sudah memadai. Bagi yang didaerah, hanya beberapa saja yang dapat menikmati internet. Biasanya anak-anak muda.. belum sampai ke orang dewasa seperti di kota-kota besar. Hal ini menjadikan pemasaran ke grassroot menggunakan E=wMC2 tidak berjalan seefektif di daerah maju.

Saya ambil contoh menarik terjadi pada pemilihan bupati di daerah terpencil di sumatra. Salah seorang calon menggunakan internet. Namun yang mengakses umumnya beberapa anak muda di daerah tersebut yang belum aware terhadap politik. Dan sisanya beberapa orang dewasa yang ada di Kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya namun tidak memiliki hak suara di daerah pemilhan tersebut.

Hal ini menjadikannya lucu..

Contoh lain…
Karena web 2.0 tools ini di Indonesia segmentnya masih belum mencapai keseluruh segment. Jadi untuk produk-produk yang mid-low belum dapat seefektif menggunakan web 2.0 tools tersebut.

Saya hanya berharap, semoga masyarakat Indonesia mulai aware dengan penggunaan web 2.0 tools ini sehingga pemasaran menjadi sangat efektif.

Reply
Ricky Maulana Muchtar February 4, 2009 - 10:33 am

Btw, sayang nih materi seminarnya bukan format PPT.
jadi ga bisa nonton nonton deh.. hehe..

Reply
yuswohady February 4, 2009 - 6:56 pm

Kalau memang target market kita bukanlah segmen yang melek internet, tentu saja susah mas. Artinya horizontal marketing yang diterapkan lebih di offline, dengan membangun komunitas grass root. Dan kalau begitu memang kita sudah nggak memakai web 2.0 tools. Kalau offline tentu saja effot yang dilakukan akan lebih banyak memakan resource terutama waktu. Tapi prinsip dari horizontal marketingnya sama, yaitu bangun komunitas target market, lalu gunakan evangelist customer untuk memasarkan produk kita mulalui community activation program. Kuncinya adalah pemahaman terhadap kondisi target market dan kreativitas dalam menjalankan community activation program.

Reply
yuswohady February 5, 2009 - 1:46 pm

@mas Agung, aku pikir perlu community activation secara online, apalagi target audience pembacamu mestinya melek online. Keunggulannya activation secara online adalah convenience: mudah, efisien, dan low cost. Cuma kuncinya adalah mas Agung harus tahu apa interest dan needs mereka, setelah tahu itu, baru majalah mas Agung memainkan peran fasilitasi. Bukan jualan (apalagi hard sell) tapi fasilitasi.

Reply
wasis February 5, 2009 - 4:44 pm

Met Malam Mas, mohon waktu ketemuan bisa? Saya yang ditulis di buku CROWD. Walah malah baru tahu saya, di bab tersendiri hehe.
Eh, Mas Jalansutra juga ciptain “bahasa tersendiri” untuk lebih getting engagement lho. Contoh BYKS: Benerin Ya Kalau Salah, terjemahan asal dari CMIIW: Correct Me if Im Wrong. Ini ide dari Kang Irvan, mods JS juga. Banyak lagi sih. Mengkulinerkan Masyarakat, Memasyaratkan Kuliner. Nah, aku tahun ini pengen rubah jadi JS: Fabrique KOOLiner van Indonesia:P Disebut pabrik karena kita jualan content: mo dibungkus apa saja, monggo terserah klien. Hehe. Ok, deh, terlalu panjang. Sekali jalan-jalan terus makan-makan, ya! kontak2 ke 0817168186, Mas..suwun!

Reply
yuswohady February 6, 2009 - 3:08 am

Hi mas Wasis… wah sudah ditulis tapi belum tahu orangnya nih. Dengan senang hati kita ketemuan mas. Saya pengin belajar banyak dari mas Wasis nih. Kapan bisa? Kita atur waktunya ya… tx. Keep in touch

Reply
Sutarjo February 6, 2009 - 7:41 am

Dear Mas Siwo,
Thank you sudah mau sharing presentasi CROWD nya. Setelah baca presentasi tsb saya jadi semakin tahu betapa luar biasa efek horisontal marketing melalui “infrastruktur” yang sudah ada di jagad maya.
Saya jadi ingat campaign Cadbury, yang kemudian disebut Cadbury’s Gorilla, karena menampilkan Gorilla seolah olah sebagai Phil Collins yang sedang menggebuk drum. Tampilan yang diuplod di youtube di tonton banyak viewer dan membuat campaign cadbury tersebut sukses di Inggris…

Reply
wasis February 6, 2009 - 11:41 am

Wah, kebalik nih, Mas. Saya yg pengen belajar banyak dari Mas Siwo.
Kalo minggu depan ada waktu kapan, Mas?
Oya, punten, FB Mas Siwo apa ya? FB saya wasisgunarto@gmail.com

Reply
yuswohady February 6, 2009 - 10:03 pm

Ya mas, enak ngobrol di FB, FB ku yuswohady@gmail.com. Mudah2an bisa mas nanti aku kabari ya. HP ku 0811995537

Reply
Farah February 9, 2009 - 4:13 am

MAs Yus, saya salah satu peserta seminar “Marketing Becomes Horizontal”… saya mau tanya apakah web 2.0 berkaitan dengan telco 2.0? thanks a lot yahhh..

Cheers

Reply
Budi Wiyono February 9, 2009 - 5:33 am

Mas Siwo, tks banget dengan sharing-sharing nya. Buku CROWD sangat menarik mas, sebagai guidance. Next wave nya seperti nya materi-materi dalam hal implementation nya? How to Get Started ?
Perlu Lab, mas? Saya ada nih Lab nya…

Reply
yuswohady February 9, 2009 - 9:37 pm

Tx mas Budi, buku itu memang saya rancang untuk “introduction” mengingat banyak di Indonesia yang belum tahu apa itu web 2.0. Jadi memang buku itu masih kulit-kulitnya saja, tujuannya adalah awareness dan inspirasi, implementation tools-nya masih belum ada.

Makanya saya sekarang sedang bekerja untuk nyusun tools nya. Memang untuk itu saya perlu banyak mendengar, melihat, mengamati, dan mendiskusikan case-case social networking khususnya kasus lokal di Indonesia. Kalau mas Budi ada kasusnya menarik tuh, seneng sekali kalau bisa discuss. Kapan ketemuan mas?

Reply
yuswohady February 9, 2009 - 9:42 pm

Mas Farah, betul web 2.0 terkait dengan Telco 2.0. Biasanya istilah 2.0 (misalnya PR 2.0, Marketing 2.0, Business 2.0, dst) diberikan untuk seuatu bidang atau aktivitas yang mulai nengadopt web 2.0 enablers (tools). Jadi kalau ada istilah Telco 2.0 di dunia telekomunikasi, itu artinya bisa teknologi, infrastruktur, strategi (dan sebagainya) yang sudah mengadopt web 2.0 enabler atau sudah menggunakan paradigma web 2.0 dengan ciri-ciri interactivity, conversation (2-way communication), participation, engagement, many to many, etc.

Reply

Leave a Reply to sendra Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • WELCOME ERA “CUCI PIRING” HABIS PANDEMI, TERBITLAH RESTRUKTURISASI

    June 21, 2022
  • “SESAT PIKIR” STARTUP DIGITAL

    June 21, 2022
  • KUTUKAN “BAKAR DUIT”

    June 21, 2022
  • REVENGE LEISURE

    June 13, 2022
  • NEW ERA OF STARTUP Post-Pandemic

    June 10, 2022
  • DON’T THINK JUST DO IT

    June 7, 2022
  • KENAPA INDOMARET & ALFAMART SELALU BERDEKATAN?

    June 7, 2022
  • NOSTALGIA MARKETING

    June 3, 2022
  • THE POWER OF 3R “REVIEW, RATING, RECOMMENDATION”

    May 31, 2022
  • PACEKLIK STARTUP DIGITAL

    May 25, 2022
  • GREAT BRAND LAUNCH

    May 23, 2022
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN

    May 23, 2022
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN

    May 20, 2022
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”

    May 17, 2022
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING

    May 17, 2022
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?

    May 13, 2022
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi

    May 12, 2022
  • SHAREABLE CONTENT

    May 11, 2022
  • DEMAND SHOCK MUDIK

    May 11, 2022
  • WORD OF MOUTH KHONG GUAN & MARJAN

    May 10, 2022

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • WELCOME ERA “CUCI PIRING” HABIS PANDEMI, TERBITLAH RESTRUKTURISASI
  • “SESAT PIKIR” STARTUP DIGITAL
  • KUTUKAN “BAKAR DUIT”
  • REVENGE LEISURE
  • NEW ERA OF STARTUP Post-Pandemic
  • DON’T THINK JUST DO IT
  • KENAPA INDOMARET & ALFAMART SELALU BERDEKATAN?
  • NOSTALGIA MARKETING
  • THE POWER OF 3R “REVIEW, RATING, RECOMMENDATION”
  • PACEKLIK STARTUP DIGITAL
  • GREAT BRAND LAUNCH
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi
  • SHAREABLE CONTENT
  • DEMAND SHOCK MUDIK
  • WORD OF MOUTH KHONG GUAN & MARJAN
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top