Akhirnya muncul keputusan Gedung Putih Obama tetap boleh menggunakan gadget kesayangannya, Blackberry. Memang masih belum begitu jelas sejauh mana dan kepada siapa dia boleh menulis email atau posting di blog-nya. Yang jelas Gedung Putih dan Pentagon telah menyisipi perangkat lunak khusus untuk menyensor lalu lintas pesan dari dan ke Blackberry Obama.
Seperti kita tahu, sebelumnya Obama terancam tidak bisa lagi menggunakan Blackberry-nya karena adanya Presidential Records Act yang mengharuskan seorang presiden tidak boleh sembarangan mengirim dan menerima email karena alasan keamanan negara.
Bagi kita yang “merasa memiliki” Obama, tentu saja ini kabar bagus. Itu berarti Obama adalah “presiden horizontal pertama” dalam sejarah umat manusia. Dia akan bisa ”stay in touch” dengan stakeholder-nya. Dia bisa terus mendengarkan keluh-kesah rakyatnya (istilah kerennya: ”listen to the voice of customers”). Dia juga bisa melakukan conversations, berdiskusi, dan meminta pertimbangan dari teman-temannya untuk suatu permasalahan yang pelik (ingat:” WE are smarter than ME”).
Inilah jaman horisontal, presiden pun harus menjadi horisontal. Dulu pak Harto jatuh salah satunya karena arus informasi dari dan ke pak Harto banyak mengalami distorsi. Distorsi oleh orang-orang dekatnya (Harmoko and friends). Sehingga pak Harto buta terhadap aspirasi rakyat yang berkembang. Karena buta, keputusan yang dia ambil pun blunder melulu.
Hal ini diulang lagi di jaman Gus Dur. Karena memang penglihatannya kurang begitu bagus Gus Dur banyak mengandalkan informasi dari para pembisik. Celakanya para pembisik ini beraneka ragam interest politiknya. Sehingga informasi yang sampai ke Gus Dur terdistorsi: dipluntir kanan-kiri. Maka sekali lagi banyak kebijakannya blunder dan bolong di sana-sini.
Dengan menggunakan Blackberry, blog, YouTube, dan mungkin FB untuk mendengarkan aspirasi dan melakukan conversation dengan stakeholder-nya maka Obama memasuki era baru komunikasi politik seorang presiden. Dengan mengambil manfaat dari adanya collective wisdom dari para stakeholder-nya dalam proses pengambilan keputusan maka Obama telah melakukan “creative destruction” dalam praktek pengelolaan negara.
Kalau dalam CROWD saya mengatakan bahwa dengan adanya web 2.0 tools bisnis dan marketing mengalami “horisontalisasi” dan “demokratisasi”. Pertanyaannya: Apakah hal yang sama akan terjadi pada proses komunikasi politik presiden dan praktek pengelolaan negara?
Di sini, Obama akan menjadi ”laboratorium” yang menarik untuk diamati…
4 comments
Mungkin bisa dibahas juga Mas bahwa Obama punya profesi baru. Kalo SBY, profesi barunya salesman film ayat-ayat cinta, maka Obama adalah salesman BlackBerry (BB). Karena dengan Obama memakai BB dan diberitakan di seluruh dunia, membuat angka penjualan BB melonjak drastis!!!
Menurut laporan vendor ponsel BB, Research In Motion (RIM) berhasil menjual sebanyak 23,5 juta unit ponsel pintar BB di seluruh dunia selama 2008. Wow… angka yang fantastis bukan? Siapa salesman hebat RIM? Barack Obama! hehehe…
BTW, pada tanggal 27 Jan 2009 saya posting juga mengenai Obama dan BB di blog saya tapi dari sudut yang lain, judulnya: The Leadership of Barack Obama (Part 2).
Setuju mas, “US president’s new job: Blackberry’s SALESMAN”
Kalau ngga salah pak SBY juga sempet publikasi nomor Hape yang bisa dihubungi lewat SMS kan? Tapi skr program itu ngga kedengeran lagi…
Mungkin karena SMS nya nggak pernah dibales…. hehehe