yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
yuswohady.com

CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – Manifesto #8: Your Brand Is a CULT. Create Ideology around It and Spread to Your Believers.

by yuswohady October 29, 2008
October 29, 2008 53 views

Cult brand adalah capaian tertinggi sebuah merek.
Merek Anda boleh dikenal di setiap jengkal jagat ini.
Merek Anda boleh mengandung asosiasi dan image yang demikian harum
Merek Anda boleh memiliki persepsi kualitas kokoh tak tertandingi.
Atau, merek Anda diloyali begitu rupa.

Tapi semuanya itu belum komplit kalau merek Anda belum menjadi sebuah cult.
Cult brand adalah “ultimate destination of a brand”
Cult brand adalah UJUNG pengembarangan sebuah merek menuju kesempurnaan.

Apple is a CULT

Apple is a CULT

Cult brand adalah sebuah capaian di mana merek Anda menjadi sebuah KEPERCAYAAN. Sebuah KEYAKINAN… sebuah BELIEF.
Di mana di atas kepercayaan tersebut terbangun sebuah IKATAN SPIRITUAL antara merek dengan pelanggan.
Sebuah ikatan halus yang tak akan bakal memisahkan keduanya… SELAMANYA.

Jesper Kunde, seorang pakar merek, menyebutnya: “Brand Religion” – sebuah istilah yang menurut saya berlebihan.
Ya, karena menurutnya merek yang mencapai strata ini mampu mengikat “penganut”-nya dengan BELIEF yang sama.
Sekali lagi, sebuah ikatan spiritual yang begitu kokoh, tak lapuk ditelan jaman.

Ikatan spiritual inilah yang menjadikan pelanggan bisa lantang bilang:
”The brand is me!!!”
”It’s my way of life!!!”
“It’s my reason for being”
Gila, sampai-sampainya pelanggan bilang BRAND merupakan alasan keberadaanya.
Alasan kenapa ia hidup.

Seperti lagunya Bon Jovi: ”It’s my LIFE”

Harley-Davidson is customer’s LIFE.
Facebook is customer’s LIFE
Whole Food is customer’s LIFE.
Mac is customer’s LIFE.
A Mild is customer’s LIFE.
Slank is fan’s LIFE

Ini adalah definisi sederhana saya mengenai cult brand:
“Sebuah KOMUNITAS, biasanya ekseklusif, di mana para anggotanya mengikatkan diri — sebuah ikatan “spiritual” — dengan kepercayaan, keyakinan, dan ideologi yang sama”

Wow… cult brand adalah komunitas?
Ya!!! Komunitas, dimana setiap anggota memiliki SENESE OF DIFFERENCE dari dunia “mainstream” di sekitarnya. Karena merasa berbeda, mereka pun merasakan sebagai mahluk paling spesial di muka buni ini.

Komunitas dimana setiap anggota memiliki SENSE OF SECURITY. Mereka merasa aman, tenteram, dan FEEL AT HOME ketika berbaur dengan anggota lain.

Komunitas di mana merek memiliki SENSE OF BELONGING yang tinggi, karena itu mau dan berani berkorban (Jihad?… Mungkin!) demi tegaknya ideologi yang mereka pegang bersama.

Komunitas dimana mereka memiliki SENSE OF RESPONSIBILITY untuk menjaga nilai-nilai (“common values”) yang menjadi pegangan dan tatanan keluarga besar yang mereka bangun. Secara natural mereka merasakan tanggung-jawab sebagai penjaga tegaknya nilai-nilai bersama tersebut.

Komunitas dimana setiap anggota memiliki SENSE OF MEANING. Bergabung di dalam komunitas berarti memaknai hidup, hidup mereka lebih bermakna dengan bergabung di dalam komunitas, mereka mampu mengekspresikan diri sehingga LEBIH menjadi dirinya sendiri.

Komunitas dimana setiap anggota memiliki SENSE OF DEVOTION. Bergabung di dalam komunitas berarti MEMPERSEMBAHKAN hidup mereka bagi kebaikan dan kebesaran komunitas. Bagi mereka, bergabung di dalam komunitas adalah, Their GREAT DEVOTION.

Komunitas dimana setiap anggota memiliki SENSE OF ACTUALIZATION. Momen-momen bergabung dengan anggota komunitas lain menjadi begitu berharga karena karena di situlah mereka bisa mengaktualisasikan diri. Karena itu cult brand adalah juga media untuk aktualisasi diri, it’s a self-actualization MACHINE.

Ingat, ”6S” di atas adalah “harta karun” terpenting bagi merek Anda.
Saya menyebut ke-6S tersebut: ”Your PASSPORT to Brand Nirvana”.
Kenapa?
Kalau Anda mampu membawa pelanggan Anda merengkuh kelima-limanya, maka jalan merek Anda menuju cult brand bakal terwujud.
Dan ketika itu terjadi, maka sebuah anugerah tak ternilai akan Anda dapatkan …your brand nirvana.

Saat itu juga, barangkali Anda sudah tidak cocok lagi menyebut mereka sebagai PELANGGAN, mereka lebih pas disebut sebagai PENGANUT. They are not CUSTOMERS. They are BELIEVERS.

Related posts:

  1. CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – The 11 Manifesto
  2. CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – Manifesto #3: Your Core Competence Is CONNECTING the Customers
  3. CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – Manifesto #6: FACILITATING Is Your “Reason for Being”
  4. CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – Manifesto #1: Web 2.0 Has Unleashed the Power of Networked Customers
  5. CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – Manifesto #4 Treat Your Customer as MEMBER. Find Their Collective Identity, Purpose, and Passion.
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Penulis buku Millennials KILL Everything (2019).

previous post
Triple Bottom Line
next post
“Values Report”-nya The Body Shop

Baca Juga

Merek Berbahasa Indonesia

October 11, 2019

Cool Brand… Boring Brand

June 8, 2019

Asian Games & Nation Branding: eBook

September 9, 2018

Sukses Asian Games & Visi 2032

September 1, 2018

Mem-branding Indonesia lewat Asian Games

August 25, 2018

The End of Brand

February 3, 2018

Free eBook – Marketing Outlook 2018: “Welcome Leisure...

December 9, 2017

Brand Disruption

September 23, 2017

Wonderful Indonesia Co-branding Forum

August 5, 2017

Disrupted Brand

May 29, 2017

6 comments

Widi October 31, 2008 - 2:40 am

Mantabs mas uraiannya. banyak brand yg gagal untuk mencapai tingkatan sebagai cult brand. Jalan panjang dan mendaki harus dilalui untuk mencapai tingkatan itu.
Apa saja yg menyebabkan sebuah brand gagal mencapai puncak tingkatan tertingginya. Faktor-faktor apa saja yg pantang dilanggar agar sebuah brand melaju menuju puncak kejayaanya dalam waktu cepat? Apakh mungkin sebuah brand mencapai tingkatan tsbt dalam waktu cepat?

Reply
yuswohady October 31, 2008 - 8:30 am

Normalnya memang lama, tapi ada beberapa extraordinary brand yang melakukannya dalam waktu relatif singkat. Contohnya Facebook yang baru berusia 3-4 tahun. Linux juga relatively baru, sekitar 5-10-an tahun. Celakanya, sebuah cult brand dalam banyak kasus tak bisa “didisain”, terbentuknya seringkali melalui sebuah “momentum” yang muncul sebagai interaksi antara brand dengan customer, lingkungan, dan faktor-faktor penunjang lain. Kalau momentumnya pas, proses pembentukan cult brand bisa berlangsung lebih cepat bahkan sangat cepat.

Reply
Dr Lanny Juniarti November 1, 2008 - 9:50 am

Apakah “momentum”nya bisa sengaja diciptakan?
Karena menunggu momentum kan tidak pasti datangnya.
Dan bagaimana menciptakan momentum?

Reply
Jumadi Subur November 3, 2008 - 12:36 pm

Yuswohady is a brand. New bran for marketing knowledge in Indonesia.
Senang mas Siwo menuangkan uneg-uneg yang intelek disini, sebagai referensi kita dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip pemasaran.
Sukses mas Siwo!

Oh iya, saya mau bertanya, bagaimana urgensi Brand bagi UKM (toko batik, dll) sehingga ia mampu mengangkat namanya sehingga bersaing dengan ratusan toko sejenis yang ada di Pekalongan?

Reply
yuswohady November 4, 2008 - 11:49 pm

Orang selalu menganggap bahwa membangun brand itu mahal dan cuma bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar. Saya kira nggak begitu. Dagadu adalah salah satu contoh kasus bagus bagaimana sebuah UKM mampu membangun brand nya secara baik dengan resource yang terbatas (nggak perlu pakai iklan TV, jarang beriklan dikoran, tapi lebih memanfaatkan word of mouth). Saya melihat untuk kasus UKM membangun brand adalah sebuah opportunity yang bukan main besarnya. Kenapa? Karena kebanyakan UKM tidak memiliki kesadaran membangun merek. Mereka selalu menyikapi produknya adalah komoditas, sehingga semua pemain adalah pemain komoditas. Di tengah red ocean seperti itu, sebuah UKM bisa menjadi blue ocean player dengan cara membangun brand. Dengan branding UKM tersebut bisa mendiferensiasi diri di tengah kerumunan kompetitor lain yang merupakan pemain komoditas.

Reply
bagus March 17, 2009 - 9:10 pm

pagi

jalan panjang dan berliku untuk sebuah menjadi cult brand dan tergantung bagaimana menyikapinya,seperti nirvana atau apple, pendiri mereka semua sebelum terkenal menyerahkan hidupnya demi kesuksesan tersebut,tanpa mengenal waktu,biaya
yang penting kerja dan berinovasi.mohon maaf kalu komentarnya salah….

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Kenapa Nadiem, Risa Santoso, atau Putri Tanjung Harus Pegang Kendali?

    November 25, 2019
  • Di Banyuwangi, Setiap Lokasi Adalah Destinasi

    November 16, 2019
  • Millennials KILL Menikah

    November 9, 2019
  • Anti-Mainstream Marketing: Downloadable Ebook

    November 2, 2019
  • Every Business Is Crowd Business

    November 1, 2019

Kategori Artikel

  • #GenM (16)
  • beat the giant (70)
  • Behavioral Economics (3)
  • Bisnis Indonesia (2)
  • Blogging (6)
  • Blue Ocean Marketing (7)
  • Books (15)
  • Branding Strategy (49)
  • Business Review (2)
  • Chapters (11)
  • Consumer 3000 (107)
  • Consumer Insight (47)
  • Corporate Strategy (24)
  • Creativity (15)
  • Creator School (8)
  • CROWD Book (2)
  • CSR (5)
  • Digital (31)
  • Disruption (26)
  • entrepreneur 3000 (17)
  • EwMC2 (61)
  • Family Business (3)
  • Franchise (3)
  • giving leader (17)
  • Global Chaser (14)
  • Government Marketing (10)
  • Indonesia Brand Forum (17)
  • Internet Marketing (12)
  • Introduction (3)
  • Jazz (5)
  • Jurnal Nasional (9)
  • Komunitas Memberi (44)
  • Leadership in Marketing (31)
  • Leisure Economy (6)
  • Life Science for a Better Life (2)
  • Luar Biasa (5)
  • Marketing @ the Bottom of the Pyramid (1)
  • Marketing Plan (16)
  • Marketing to the Middle Class Moslem (18)
  • Media Indonesia (1)
  • Middle Class Moslem (12)
  • Millennial (17)
  • Millennials Kill Everything (17)
  • Mix (2)
  • Mobile Marketing (2)
  • My Books (17)
  • My Presentation (7)
  • My Seminar (1)
  • My Training (1)
  • New Advertising (3)
  • Political Marketing (19)
  • Product and Innovation (7)
  • Reader's Comments (3)
  • Sales (4)
  • Seasonal Marketing (6)
  • Service (3)
  • Sinar Harapan (1)
  • Sindo (112)
  • SmartBranding SmartFM (1)
  • social media (62)
  • Spiritual Marketing (4)
  • Sport Marketing (11)
  • SWA (4)
  • Tourism Marketing (26)
  • Twitter Marketing Is Love Marketing (13)
  • Uncategorized (7)
  • Warta Ekonomi (21)
  • What is E=wMC2 (1)
  • What is Womanology (9)
  • WOM Marketing (11)
  • Yuswohady Book Club (20)

Langganan Artikel via Email

Follow My Instagram

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2019 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top