yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – Manifesto #7: AUTHENTICITY Is Your Lifetime Differentiator

by yuswohady October 14, 2008
October 14, 2008

Hard Rock Café adalah authentic brand
Harley-Davidson adalah authentic brand
CNN adalah authentic brand
eBay adalah authentic brand
Tak hanya itu… Dji Sam Soe adalah juga authentic brand
Chrisye adalah authentic brand
Benyamin S adalah authentic brand

Chrisye-An Authentic Brand

Chrisye-An Authentic Brand

Di tengah persaingan antar merek yang hypercompetitive; di tengah daur hidup merek (brand life cycle) yang kian pendek; di tengah diferensiasi merek begitu gampang dinetralisir dan dikomoditisasi oleh persaingan; di tengah makin cluttered-nya klaim-klaim dan pesan-pesan promosi; dan kian massif dan sangat beragamnya media pemasaran yang bisa diutilisasi pemasar baik offline maupun online; kini brand authenticity menjadi kian krusial, menentukan keberlangsungan sebuah merek.

Dulu kita hanya mengenal selebaran untuk mengomunikasikan merek, kemudian reklame di surat kabar, kemudian woro-woro melalui radio, kemudian iklan televisi. Tapi kini media komunikasi merek menjadi begitu crowded dan cluttered—bisa melalui email, bisa melalui search engine, bisa melalui blog, bisa melalui podcast, bisa melalui satellite radio, bisa melalui mobile ad dan mobile messaging, bisa melalui instant messaging, bisa melalui mobile community, bisa melalui social networking, dsb-dsb. Pokoknya bejibun, banyak banget.

Apa jadinya kalau media promosi menjadi bejibun? Apa jadinya kalau pesan promosi jadi bejibun? Apa jadinya kalau klaim merek menjadi bejibun? Jadinya, otak konsumen dijejali dengan jutaan, bahkan miliaran, bahkan triliunan (”…seloroh Thukul”) pesan dan klaim merek. Maunya pemilik merek sih semua pesan dan klaim itu masuk semua ke otak konsumen. Memang  kalau masih puluhan bisa masuk, ratusan masih bisa masuk, seribu dipaksa-paksain masih bisa masuk, lima ribu mulai mabok kepayang, maunya dipaksain terus, tapi makin dipaksain jadinya ”hang”, dan… byaaar… hilang semua!!!

Di tengah semua yang serba crowded dan cluttered itu, merek Anda haruslah menjadi ”mutiara dalam lumpur”, harus menjadi crown jewel, harus menjadi ”satu yang terpilih dari sejuta”. Merek Anda haruslah menjadi ”selected few” yang bakal diingat konsumen sepanjang masa.

Kunci untuk itu semua hanya satu: AUTHENTICITY.

It Is Original!!! Merek dikatakan authentic jika merek tersebut orisinil dan genuine. Orisinil karena konsep merek itu belum pernah dikenal sebelumnya bahkan, tak terpikirkan oleh pemain lain pada masanya. Kenapa Starbuck authentic? Karena konsep “third place”, tempat singgahan ketiga setelah rumah dan kantor, memang orisinil belum ada konsep itu sebelumnya, bahkan tak terpikirkan oleh siapapun pada saat tercipta. Kenapa Southwest Airlines authentic? Karena sebelum Southwest muncul belum pernah ada konsep “low cost airlines”, tanpa nomor kursi, tanpa makan (yes… only “nuts”), tapi on-time abis. Kenapa “Bukan Basa Basi”-nya AMild authentic? Karena pada saat kampanye iklan “Bukan Basa Basi” itu lahir, tak terpikirkan sama sekali oleh produsen rokok manapun pada waktu itu bahwa iklan rokok bisa senyleneh dan se-out of the box itu.

It Is Inimitable!!! Karena orisinil dan menjadi thought leader, authentic brand selalu saja ditiru pesaing dan para follower. Tapi percayalah saya, orisinalitas dari sebuah authentic brand tak akan bakal bisa ditiru. Saya tanya… apa ada merek lain yang bisa meniru Hard Rock Café? Apa ada merek lain yang bisa meniru Harley-Davidson? Apa ada merek lain yang bisa meniru ”Think Different”-nya Apple? Apa ada merek lain yang bisa meniru The Body Shop? Apa ada penyanyi lain yang bisa meniru Chrisye, Iwan Fals, atau Benyamin S? Apa ada pemain lain yang bisa meniru si ahlinya teh, Sosro? Percayalah saya, semakin ditiru dan diikuti pesaing, maka bukanya si authentic brand itu luntur keotentikannya, tapi justru sebaliknya, makin mengkilap dan bersinar otentitasnya.

It Is Honest!!! Authentic brand selalu jujur kepada stakeholder-nya. Jujur kepada konsumen, jujur kepada karyawan, jujur kepada pemegang saham, dan tentu jujur kepada masyarakat luas. Itu yang menyebabkan track record mereka tanpa cacat. Wal-Mart tak akan pernah menjadi authentic brand karena demi “everyday low price” ia menekan karyawan untuk digaji rendah, ia menekan supplier untuk menggencet harga. Akibatnya, Wal-Mart selalu mendapatkan rapor merah dari stakeholder-nya. Mau bukti? Cek www.walmartwatch.com. Authentic brand bukanlah merek macam Enron, Arthur Andersen, Lehman Brothers, atau Merril Lynch. Karena mereka bukanlah merek yang jujur dan ikhlas. Track record merek-merek tersebut “berlumuran darah”.  Bagi saya authentic brand adalah spiritual brand—merek yang “Al Amin” seperti Nabi Muhammad… dapat dipercaya. Itulah yang menjadi paspor sustainability mereka.

It Is Built to Last. Terakhir, authentic brand dilahirkan untuk kekal selama-lamanya. Authentic brand tak lekang oleh waktu. Semakin bertambah usia, setahun-dua tahun, belasan tahun, puluhan tahun, bahkan ratusan tahun, keotentikannya semakin menjadi-jadi membentuk sebuah lingkaran keajaiban (virtuous circle). Keorisinilan sebuah authentic brand justru terasah dengan bergulirnya waktu. It is lasting

Gambaran dari sebuah authentic brand di atas demikian ideal dan sempurna. So pasti untuk mencapai kesempurnaan, Anda tak bisa membangunnya dalam semalam. Ingat bahwa, one of the most important principles in authentic branding is “patience”. Anda harus sabar membangun keotentikan merek Anda setahap demi setahap, tahun demi tahun.

Related posts:

  1. CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – The 11 Manifesto
  2. CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – Manifesto #1: Web 2.0 Has Unleashed the Power of Networked Customers
  3. CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – Manifesto #2: Your Customers Are EVANGELISTS. They Are Your Voluntary Sales Force.
  4. CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – Manifesto #6: FACILITATING Is Your “Reason for Being”
  5. CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – Manifesto #3: Your Core Competence Is CONNECTING the Customers
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Nobel Prize Winner 2008: “Congrat Prof. Krugman…”
next post
Laskar Pelangi, Laskar Franchisee

Baca Juga

Merek Berbahasa Indonesia

October 11, 2019

Cool Brand… Boring Brand

June 8, 2019

Asian Games & Nation Branding: eBook

September 9, 2018

Sukses Asian Games & Visi 2032

September 1, 2018

Mem-branding Indonesia lewat Asian Games

August 25, 2018

The End of Brand

February 3, 2018

Free eBook – Marketing Outlook 2018: “Welcome Leisure...

December 9, 2017

Brand Disruption

September 23, 2017

Wonderful Indonesia Co-branding Forum

August 5, 2017

Disrupted Brand

May 29, 2017

10 comments

i nyoman wisnu wardhana October 15, 2008 - 12:31 am

masalah AUTHENTICITY ini menurut saya pribadi sangat vulnerable meningat banyaknya aspect yang menjadi pertimbangan: Hukum, Inovasi, Teknologi, Incumbent, Pasar, Selera, trend dll.
Oleh karenanya terlepas dari paparan Mas. Yuswo diatas, penciptaan dan pencitraan AUTHENTICITY sebagai lifetime diff. masih sangat rentan di era marketing saat ini yang super ‘menghalalkan segala cara’ dan ribetnya roles yang penuh ketidakpastian.
salam,
in-w2

Reply
yuswohady October 15, 2008 - 4:37 am

Saya justru melihat sebaliknya pak Nyoman, authenticity ini justru sebagai “pengaman” ekuitas merek dari vulnerability lingkungan bisnis yang makin tidak menentu seperti sekarang ini. Ketika kita sudah di-perceived customer sebagai brand yang memiliki authenticiy, kekuatan ekuitas merek tersebut bisa lebih sustainable dalam jangka panjang. Dengan memiliki authenticity saya melihat sebuah merek akan lebih tahan terhadap terpaan krisis, product lifecycle, perubahahan peta persaingan, dan berbagai pengaruh perubahan bisnis makro.

Reply
Yodhia : Blog Strategi + Manajemen October 18, 2008 - 10:03 pm

Wo…pasti saya akan membuat link ke blog ini someday, dalam salah satu postingan di blog saya.
Kayaknya, blog ini perlu di-launch secara formal Wo….biar komunitas marketing (milis-milis marketing kan banyak) juga tahu kehadiran blog maut ini.

Siapa tahu kelak, blog ini bisa sedahsyat sethgodin, ductape, atau brandautopsy…..hahahaha…..

Reply
Yodhia : Blog Strategi + Manajemen October 18, 2008 - 10:09 pm

Mestinya….ini mestinya lho, nama blognya merujuk pada idiom marketing (bukan nama penulisnya)…..church of the customer, ducttape, brandautopsy, longtail, dll….kan semuanya pakai nama lain.

Well, memang sih yang pake nama spt seth, guykawasaki, tompeters, dll.

Saya pribadi lebih prefer dengan nama blog yang merujuk pada isinya; bukan pada penulisnya.

Reply
yuswohady October 19, 2008 - 2:14 pm

Tx Erik,
Kemaren waktu bikin nama, tinggal comot gitu aja, nggak pake mikir. Jadi ketemu deh nama. anyway, very good input. Ok kita saling bikin link ya… tx

Reply
anang October 22, 2008 - 5:06 am

Saya pribadi tidak terlalu memperhitungkan atau memperdebatkan nama blog. So far, yang saya tahu setiap penentuan brand, kita tentu mempunyai pertimbangan yang tidak setiap customer ngerti, tapi minimal jumping of the box. Iya, kan?

Terkait dengan tema ini, saya juga yakin bahwa setiap ‘produk’ apalagi yang berwujud manusia, tentu mempunyai personality brand dan community brand yang berbeda. Ini yang membuat ‘produk’ itu menjadi different. Dan untuk bisa masuk di hati customer, kita memang butuh yang namanya spiritual marketing, yang credo-credonya ada disebutkan di tulisan ini.

Reply
yuswohady October 22, 2008 - 1:16 pm

Memang betul, authenticity ujung-ujungnya akan terletak pada spiritualitas dari brand tersebut. Ini ada diferentiator yang timeless.

Reply
Jumadi Subur November 12, 2008 - 4:07 am

Justru nama blog adalah bagian dari personal branding. Di Indonesia, nama Hermawan Kertajaya identik dengan pemasaran. Sebut nama Hermawan maka yang terbayang adalah pemasaran. Sebut nama Andrie Wongso yang tergambar adalah motivasi. Sebut nama Purdi Chandra yang tergambar adalah wirausaha. So pemilihan nama blog dengan nama penulis adalah merupakan personal branding bagi sang pemilik nama.

jabat erat.
Jumadi Subur (ttp://www.jumadisubur.com)

Reply
fuji April 2, 2010 - 1:17 am

salam pa yuswo
kalau vespa itu apakah bisa dibilang authenticity??
mohon penjelasannya..mksh.

Reply
yuswohady April 2, 2010 - 11:33 pm

Menurutku, Vespa sebenarnya punya potensi untuk menjadi Aunthentic mbak: ia merek original, inimitable, honet, tapi sayang, merek ini mengalami penuaan. Sehingga syarat keempat yaitu “built to last” saya kira sulit dipenuhi. Pengembangan produk, strategi branding dan komunikasi Vespa saya kira kurang mampu membawa merek ini bisa lasting seperti halnya Coca-Cola atau Levi’s. Ini masalahnya. Walaupun seperti saya bilang di depan, sesungguhnya merek ini punya potensi untuk menjadi authentic brand.

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Corona: A Serial Killer

    February 26, 2021
  • Sharing Economy in the Pandemic

    February 19, 2021
  • Syariah Universal

    February 12, 2021
  • Stay @ Home Lifestyle

    February 7, 2021
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks

    December 27, 2020
  • Best Business Books 2020: My Picks

    December 24, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (3)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (2)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (1)

    December 14, 2020
  • 6 Forces of Change 2021

    December 13, 2020
  • Konsumen Indonesia Optimis

    November 28, 2020
  • Prospective Businesses for UKM

    October 14, 2020
  • UKM Outlook 2021

    October 11, 2020
  • New Omni Marcomm

    October 1, 2020
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi

    September 4, 2020
  • Family Life in the Pandemic Era

    September 4, 2020
  • 5 Digital Consumer Megashifts

    August 26, 2020
  • 15 Banking Consumer Megashift

    August 10, 2020
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends

    July 26, 2020
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends

    July 24, 2020

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • Corona: A Serial Killer
  • Sharing Economy in the Pandemic
  • Syariah Universal
  • Stay @ Home Lifestyle
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks
  • Best Business Books 2020: My Picks
  • Industry Megashifts 2021 (3)
  • Industry Megashifts 2021 (2)
  • Industry Megashifts 2021 (1)
  • 6 Forces of Change 2021
  • Konsumen Indonesia Optimis
  • Prospective Businesses for UKM
  • UKM Outlook 2021
  • New Omni Marcomm
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi
  • Family Life in the Pandemic Era
  • 5 Digital Consumer Megashifts
  • 15 Banking Consumer Megashift
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top