Sekitar 15-an tahun lalu, saat saya masih kuliah di Teknik Mesin UGM di Yogyakarta saya pernah begitu “keranjingan” dengan teori ekonomi baru yaitu apa yang disebut sebagai “New Growth Theory” yang dirintis oleh Prof. Paul Romer dari Stanford University dan “New Trade Theory” yang dirintis oleh Prof. Paul Krugman dari Princeton University. Saya begitu “keranjingan” dengan dua pemikiran baru itu sampai-sampai secara otodidak saya telusuri seluruh karya fenomenal dua profesor tersebut. Kenapa otodidak? Ya, karena latar belakang pendidikan saya bukanlah ekonomi. Saya ingat sekali, hampir tiap siang pulang kuliah saya selalu nongkrong berjam-jam di perpustakaan Fakultas Ekonomi UGM atau di Perpustakaan Magister Management (MM) UGM untuk membaca dan memahami karya-karya mereka, baik di Journal of Political Economy, Journal of Economic Perspectives, ataupun American Economic Review. Indah rasanya mengenang masa-masa itu.
Itu lebih dari 15 tahun yang lalu. Siang tadi, eh… saya mendengar berita di BBC, Prof. Krugman memenangkan hadiah Nobel 2008 bidang ekonomi untuk studinya mengenai “new trade theory” dan “economic geography”. Saya masih ingat, pada tahun 1991 Krugman memenangkan John Bates Clark medal, sebuah penghargaan yang diberikan kepada ekonom di bawah 40 tahun, dan pada saat itu sudah diramalkan ia bakal menerima hadiah Nobel. Rupanya ramalan itu terwujud hari ini. Congratulation Prof. Krugman.
Untuk mengenal lebih jauh mengenai Prof. Krugman saya buat blogroll-nya di sini.
3 comments
Hahaha…..guw juga jadi inget kita dulu pernah diskusi tentang Paul Romer dan Krugman ini….waktu kita masih di Jogja……
Ya, sekitar 10-an tahun silam saya juga begitu asyik menelusuri banyak karya Krugman. Salah satu yang sangat amazing adalah artikel dibawah ini :
http://web.mit.edu/krugman/www/howiwork.html
Bravo Krugman !!
Wah, ternyata kamu masih ingat juga. Dulu sama Arofiq kan? Asik betul waktu itu, otodidak betul belajarnya, hanya curiosity yang membawa aku ke pemikirannya, walaupun sebetulnya sampai sekarang juga kagak ngerti, soalnya model matematiknya rumit banget, harus belajar ekonometri beberapa semester dulu, baru bisa memahami, hehehe. Untungnya, secara common sense bisa “meraba-raba” garis besar pemikirannya. Aku dulu berpikir , “ekonom ini pinternya minta ampun…” hehehe
Nambah lagi… baca tulisan Krugman yang kamu forward aku jadi “nostalgia” dengan nama-nama yang dulu aku begitu dekat seperti Avinash Dixit, Elhanan Helpman, Joseph Stiglitz, atau Kenneth Arrow, aku masih ingat tulisan-tulisan mereka lho.