yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Marketing adalah “Al Amin”

by yuswohady September 15, 2008
September 15, 2008

Puasa hari kedua lalu saya diundang berbicara di Allianz Syariah Motivational Seminar di Jakarta. Saya membawakan topik yang nyambung dengan tema bulan Ramadhan yaitu Spiritualizing Marketing. Di situ saya bilang bahwa “roh” dari marketing adalah Al Amin. Seperti halnya Nabi Muhammad, seorang marketer haruslah dapat dipercaya oleh pelanggan saat memasarkan produknya. Harus sesuai apa yang diomongkan dengan apa yang diberikan ke pelanggan, tidak boleh over promise under deliver. Marketer harus jujur sejujur Nabi, tak boleh sekalipun membohongi pelanggan dengan kata-kata yang manis nan indah.

Ingat, Nabi adalah pedagang yang jujur bukan main, itu sebabnya ia dicintai pelanggan dan bosnya yang kemudian menjadi istrinya. Nabi adalah sosok marketer sejati. Ketika dia mengetahui barang dagangannya ada yang busuk, maka barang busuk itu beliau taruh di depan agar pelanggan tahu, bukannya disembunyikan untuk mengelabuhi pelanggan. Karena itu saya katakan bahwa Nabi adalah role model paling sempurna bagi seorang marketer. Marketer haruslah Al Amin seperti halnya Nabi.

Dalam seminar tersebut juga saya katakan bahwa Al Amin bisa menjadi pondasi bisnis yang sangat ampuh. Sebesar dan sesolid apapapun bisnis yang Anda bangun, selama pondasinya dibangun atas prinsip-prinsip ketidakjujuran, kelicikan, KKN, pat gulipat, tipu daya, mark-up dan keculasan, maka cepat atau lambat bisnis tersebut akan runtuh. Runtuhnya bisnis akan dimulai dengan rontoknya kredibilitas dan reputasi bisnis. Dan ketika kredibilitas sudah habis, maka seperti layaknya orang yang sekarat kehabisan darah, bisnis itu layu dan kemudian mati ditelan jaman.

Berdasarkan kenyataan pahit tersebut, saya semakin yakin bahwa marketing haruslah betul-betul mendasarkan prakteknya kepada prinsip-prinsip moralitas dan nurani. Saya melihat marketing haruslah bertransformasi dari level intellectual quotient (IQ) ke emotional quotient (EQ) dan akhirnya memasuki level yang paling tinggi yaitu spiritual quotient (SQ).

Di level intelektual, marketer menyikapi marketing secara fungsional-teknikal menggunakan scientific marketing approach dengan tool-tool-nya yang saat ini demikian popular seperti: segmentasi-targeting, positioning, branding, dan sebagainya. Di level ini memang marketing menjadi seperti “robot” dengan mengandalkan kekuatan logika dan konsep-konsep keilmuan.

Di level emosional kemampuan si marketer dalam memahami emosi dan perasaan pelanggan menjadi penting. Di sini pelanggan dilihat sebagai manusia seutuhnya lengkap dengan emosi dan perasaannya. Kalau di level intelektual otak kiri si marketer paling berperan, maka di level emosional, otak kanan lah yang lebih dominan. Kalau di level intelektual saya menggambarkan marketing layaknya sebuah “robot”, maka di level emosional marketing menjadi seperti “manusia” yang berperasaan dan empatetik.

Lalu bagaimana di level spiritual? Di level ini marketing sudah disikapi sebagai “bisikan nurani” dan “panggilan jiwa”. Di sini marketing dimaknai sebagai Al Amin. Praktek marketing dikembalikan kepada fungsinya yang hakiki dan dijalankan dengan landasan moralitas yang kental. Seperti telah saya uraikan di depan, prinsip-prinsip kejujuran, empati, dan kepedulian sesama, dan cinta mendominasi sikap dan tingkah laku si marketer.

Kalau di level intelektual bahasa yang Anda gunakan adalah “bahasa logika”, maka di level spiritual Anda harus menggunakan “bahasa hati”, “bahas nurani”. Kata hati yang paling dalam dan nurani Anda adalah “lentera penerang” yang akan menunjukkan ke arah mana Anda akan menuju dan bersikap. Nurani adalah “senjata pamungkas” Anda untuk memenangkan persaingan; kejujuran adalah core differentiation Anda; dan kasih kepada sesama adalah komponen utama daya saing perusahaan Anda. Dari sini menjadi jelas bahwa, SQ telah memberikan “roh” kepada praktek marketing.

Marketing bukanlah upaya mengejar keuntungan sepihak secara membabi-buta. Marketing bukanlah tipu muslihat. Marketing adalah aktivitas penciptaan nilai (value-creating activities) yang memungkinkan berbagai pihak yang menjadi pelakunya bertumbuh dan mendayagunakan kemanfaatan. Marketing haruslah dilandasi kejujuran, keadilan, keterbukaan, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama. Sekali lagi: marketing adalah Al Amin.

Marketing telah menjadi rahmat bagi dunia agar orang-orang mendapatkan produk-produk terbaik dan bisa memilih di antaranya untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan mengkonsumsi produk terbaik dan harga yang sesuai, orang akan benar-benar memperoleh manfaat dan menjadikan hidup mereka lebih baik. Alangkah indahnya marketing jika ia disikapi sebagai sebuah gerakan hati yang peduli. Kepedulian pada kebaikan dan kemanfaatan sesama. Marketing begitu indah jika disikapi sebagai sebuah kepercayaan; sebagai gerakan Al Amin.

Pesan terakhir saya singkat: praktekanlah marketing yang Al Amin!***

No related posts.

0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Matriks E = wMC2
next post
CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – Manifesto #6: FACILITATING Is Your “Reason for Being”

Baca Juga

Bisnis yang Berkarakter

August 4, 2013

Confession of a Salesman

March 23, 2013

My BRAND NEW Book: CROWD – “Marketing Becomes...

December 6, 2008

Obama dan “Facebook Effect”

November 9, 2008

Triple Bottom Line

October 24, 2008

Minsky, Krisis Keuangan Global, dan Syariah

October 19, 2008

Marketing Plan 2009: “Year of Living Dangerously”

October 12, 2008

“Iklan Adalah Perbuatan!!!” Catatan Kecil Untuk Iklan Politik...

September 28, 2008

Memasarkan Jazz

September 10, 2008

“L-N-I” (“Lebaran-Natal-Imlek”) Marketing

September 8, 2008

9 comments

Rudi Chandra March 25, 2009 - 6:00 am

Sore..
Artikel ini bagus sekali, thanx. Ini menjadi masukan berarti ke saya. Sedikit pertanyaan, mengenai SQ ini, bagaimana trik kita dalam menghadapi Konsumen masa kini yang semakin kearah Perfectionist? Kalau semua jujur, takutnya kita malah dijauhi..
Thanx

Reply
yuswohady March 26, 2009 - 4:11 am

Saya melihat kejujuran dalah ultimate competitive advantage bagi sebuah perusahaan. Kalaupun dijauhi, pasti itu sementara, perusahaan yang jujur pasti memiliki lasting success

Reply
try achmad s April 2, 2009 - 12:00 pm

terima kasih ini artikel yang sangat bagus, artikel ini membuat kita ingin selalu berbuat jujur, semoga teman teman bisa mengikuti karna dengan jujur kita bisa di percaya orang lain, karna kepercayaan itu mahal harganya

Reply
Omar January 10, 2011 - 3:28 am

Artikelnya menarik pak….saya mau nanya, khusus di Indonesia, kadang kita harus head to head dengan competitor yang kadang mereka main curang dan tidak jujur, bagaimana menerapkan “Al-Amin” dalam situasi tersebut, sambil tetap bisa memenangkan persaingan.

Thanks and regards
Omar

Reply
nung nurhayati September 18, 2011 - 8:44 pm

subhanallah what a great article mas… sudah saatnya para marketer menggunakan strategi paripurna yang memadukan Iq,Eq&Sq dalam praktek marketing….

Ayok ayok ayok

Reply
Ryan December 7, 2011 - 9:51 am

Subhanallah, semoga bermanfaat artikel ini. amiin

Reply
rakhma January 28, 2012 - 5:06 am

saya lagi tertarik, tentang spiritual marketing untuk dijadikan judul penelitian. mohon sarannya dong…!!!!

Reply
ismet ariyadi December 2, 2012 - 6:50 am

Kalo semua pengurus masjid di seluruh Indonesia mempunyai sikap yang dilandasi kejujuran, keadilan, keterbukaan, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama, saya yakin kemiskinan akan cepat berkurang. Tolong mas bikinan artikel yang bisa memotivasi dan mendorong pengurus masjid di seluruh Indonesia bisa serentak bersatu memilik sebuah gerakan hati yang peduli pada kebaikan dan kemanfaatan sesama, mengingat kedudukan mereka yang sangat strategis menjadi ujung tombak karena ada di mana-mana, di tengah-tengah kantong kemiskinan rakyat Indonesia. Kalo perusahaan yang berorientasi profit aja bisa, kenapa masjid nggak bisa? Di mana letak kesalahannya?

True, masjid harus nya bisa menjadi hub pemberdayaan umat, dan menjadi driver pemberantasan kemiskinan

Reply
Tri Yuli W February 27, 2013 - 4:30 am

thank mas, artikelnya buat nambah motivasi goes to syar’i.

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Corona: A Serial Killer

    February 26, 2021
  • Sharing Economy in the Pandemic

    February 19, 2021
  • Syariah Universal

    February 12, 2021
  • Stay @ Home Lifestyle

    February 7, 2021
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks

    December 27, 2020
  • Best Business Books 2020: My Picks

    December 24, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (3)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (2)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (1)

    December 14, 2020
  • 6 Forces of Change 2021

    December 13, 2020
  • Konsumen Indonesia Optimis

    November 28, 2020
  • Prospective Businesses for UKM

    October 14, 2020
  • UKM Outlook 2021

    October 11, 2020
  • New Omni Marcomm

    October 1, 2020
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi

    September 4, 2020
  • Family Life in the Pandemic Era

    September 4, 2020
  • 5 Digital Consumer Megashifts

    August 26, 2020
  • 15 Banking Consumer Megashift

    August 10, 2020
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends

    July 26, 2020
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends

    July 24, 2020

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • Corona: A Serial Killer
  • Sharing Economy in the Pandemic
  • Syariah Universal
  • Stay @ Home Lifestyle
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks
  • Best Business Books 2020: My Picks
  • Industry Megashifts 2021 (3)
  • Industry Megashifts 2021 (2)
  • Industry Megashifts 2021 (1)
  • 6 Forces of Change 2021
  • Konsumen Indonesia Optimis
  • Prospective Businesses for UKM
  • UKM Outlook 2021
  • New Omni Marcomm
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi
  • Family Life in the Pandemic Era
  • 5 Digital Consumer Megashifts
  • 15 Banking Consumer Megashift
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top