* Ini adalah artikel bulanan saya di majalah Business Review bulan Agustus 2008 mengenai pemasaran berbiaya rendah dengan dampak ke penjualan besar. Sebuah pendekatan yang pas di tengah ekonomi berinflasi tinggi saat ini.
Banyak pengamat mengatakan bahwa dalam beberapa bulan ke depan para marketer di tanah air dihadapkan pada kondisi lingkungan bisnis yang tidak mengenakkan, bahkan ada yang latah mengatakan kita sedang di ambang krisis berkepanjangan. Pasalnya dunia kini memang sedang menghadapi krisis “tiga dimensi”, yaitu apa yang disebut krisis “3F”: Fuel, Food, Financial. Krisis 3F dunia inilah yang diprediksi akan menyeret Indonesia ke krisis yang begitu dalam, bahkan melebihi krisis tahun 1998.
Walaupun tak sepenuhnya setuju dengan prediksi tersebut, namun satu hal saya setuju. Yaitu bahwa mulai saat ini para marketer dihadapkan pada keharusan untuk mengetatkan ikat pinggang karena perekonomian sedang tak bersahabat (downturn atau slowdown). Dalam kondisi seperti ini, “masa-masa bulan madu” menghambur-hamburkan budget pemasaran sudah berlalu. Sebagai gantinya, budget tersebut harus dihitung-hitung dan belanjakan penuh perhitungan dengan selalu memperhatikan dampak nyata yang dihasilkan.