Membaca artikel di majalah Harvard Business Review (HBR) edisi bulan Maret 2013 bertema “Advertising that Works” saya jadi galau. Kenapa, karena membaca artikel itu saya jadi tersadar bahwa dunia marketing sudah berkembang sedemikian rupa sehingga seorang marketer saat ini haruslah seorang techy, tak boleh gaptek seperti dulu-dulu lagi. Ya, karena promosi dan channel untuk menjangkau konsumen kini sudah menggunakan medium yang tak bisa lepas dari teknologi. Salah satunya adalah platform mobile melalui medium smartphone.
Mobile Marketing
Hampir tiga tahun lalu saat saya menulis “CROWD: Marketing Becomes Horizontal”, (yes… buku pertama di Indonesia yang membahas social media], anggapan saya adalah bahwa facebookan (waktu itu Twitter masih embrio) alias ber-social networking masih dilakukan di warnet atau dengan laptop dan netbook. Namun kini, dalam kurun waktu sekitar setahun, gelombang “Blackberry revolution” (“smartphone revolution”) terjadi. Ini kemudian disusul tahun lalu dengan gelombang revolusi baru yang tak kalah hebat yaitu: “iPad revolution” (yup… “tablet revolution”)
Dampaknya apa? Great! Sejak itu internet seperti “dipindahkan” ke smartpone dan tablet di genggaman kita. Ketika social media content seperti Facebook, Twitter, YouTube, atau Groupon bisa dipindahkan ke smartphone/tablet maka mobile marketing memasuki sebuah era yang tak terbayangkan dalam sejarah umat manusia. Saya menyebutnya horizontal mobile marketing atau untuk pendeknya sebut saja: H-mm. Karena itu tak salah kalau Telkom begitu berani mereposisi dirinya untuk “go mobile” dengan tagline-nya yang challenging: “The World in Your Hand”. Kini semua serba mobile: “everything goes mobile. If you don’t follow through, you’ll die”.