Menurut saya Tri Mumpuni Wiyanti lebih hebat dari Dr Mohammad Yunus, pendiri Grameen Bank dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu!!!
Dengan keuletan dan kemandirian, sosok wanita perkasa ini merintis pembangkit listrik bertenaga air (mikrohidro) untuk menerangi berbagai desa di tanah air. Ia hebat karena tak sepeserpen ia minta duit pemerintah untuk menjalankan misinya. Selama ini ia menggunakan dana donor melalui kedutaan atau dari beberapa perusahaan dalam skema tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility).
Ia hebat karena listrik mikrohidro yang dibangunnya ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar fosil. Artinya, tidak menambah jumlah gas karbon dioksida ke atmosfer yang memperburuk efek rumah kaca penyebab naiknya suhu muka Bumi secara global. Bahkan, agar pembangkit listrik tenaga airnya mampu berfungsi terus-menerus sepanjang tahun, setidaknya daerah tangkapan air di hulu harus dipertahankan seluas 30 kilometer persegi. Artinya, tidak ada penebangan hutan atau penggundulan vegetasi.
Ia juga hebat karena visinya jauh ke depan. Kalau desa-desa pelosok di tanah air bisa diterangi listrik, itu hanya bagian kecil saja dari ambisinya. Dia punya visi yang jauh lebih besar, yaitu memberdayakan potensi ekonomi desa, melakukan rural transformation. “Listrik bukan tujuan utama saya, tujuan utama saya adalah membangun potensi desa supaya mereka berdaya secara ekonomi,” aku wanita yang sering dipanggil Puni ini. Argumentasinya, begitu masyarakat desa punya listrik sendiri, mereka akan punya uang bersama untuk membiayai pendidikan, program kesehatan, program perempuan, pengembangan infrastruktur seperti jalan, sampai radio komunitas.
Coba lihat hebatnya Puni: pahlawan listrik desa; pahlawan kemandirian; pahlawan pemberdayaan masyarakat, pahlawan lingkungan, pahlawan transformasi pedesaan. Memang Mohammad Yunus memenangkan hadiah Nobel, tapi ia tak menyandang gelar pahlawan sebanyak ini.
Puni adalah model ideal dari sosok yang kini sangat dibutuhkan negeri ini karena peran strategisnya, sosok yang saya sebut sebagai social entrepreneur. Seperti halnya Puni, social entrepreneur adalah sosok langka yang mampu memberikan solusi inovatif terhadap persoalan sosial-kemasyarakatan. Mereka adalah orang-orang yang ambisius, persisten, dan jeli dalam melihat persoalan masyarakat di lingkungannya, kemudian menawarkan solusi inovatif untuk menyelesaikannya, sekaligus memicu sebuah transformasi masyarakat menuju kondisi yang lebih baik.
Lho kenapa saya sebut entrepreneur? Bukannya entrepreneur konotasinya para pebisnis di sektor swasta yang jauh dari dunia pedesaan nan terbelakang? Ya, lahannya memang beda, tapi spirit-nya persis sama!!! Peter Drucker, bapak manajemen modern, pernah berpostulat, “the entrepreneur always searches for change, responds to it, and exploits it as an opportunity.” Persis seperti dibilang Drucker, social entrepreneur seperti Puni selalu bersobsesi untuk selalu mencari celah perubahan, meresponsnya secara jitu, kemudian menjadikannya sebagai peluang dengan menawarkan solusi inovatif yang tak terpikirkan orang lain.
Lalu apa bedanya business dengan social entrepreneur? Bedanya, kalau yang pertama menjalankan business mission yaitu menciptakan profit, yang kedua mengemban social mission. Keduanya sama-sama melakukan value-creation, cuma bedanya, yang pertama economic value-creation, sementara yang kedua social value-creation.
Apa social value-creation yang dihasilkan Puni? Sebuah solusi inovatif cespleng yang mengobati beberapa problem sosial sekaligus: pertama, problem ketiadaan energi diatasi dengan listrik; kedua, problem lingkungan diatasi dengan tenaga mikrohidro yang mencegah penggundulan hutan; dan ketiga, keterbelakangan informasi, pengetahuan, dan pola pikir diatasi dengan rural transformation yang holistik. Wow…Sebuah karya anak bangsa yang begitu indah.
Melihat karya indah dan kontribusi tak terkira dari seorang Puni, rasanya saya ingin memohon dengan sangat hormat kepada Pemimpin Redaksi harian ini untuk diijinkan memasang iklan 1 halaman penuh…gratis!!! Saya ingin menulis kata besar-besar di halaman iklan itu, bunyinya begini: “Dicari social entrepreneur !!!… Untuk mengobati negeri tercinta yang compang-camping ini.”
Mudah-mudahan permohonan saya dikabulkan.***
1 comment
aamin. menarik sekali tema social entreprenership ini